![]() |
https://www.flickr.com/photos/salihara/12217608373/ |
(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak
“Hujan Bulan Juni”)
“Hujan Bulan Juni”)
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena
akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan
muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang
mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting
dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang
tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga
itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat
perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu,
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah
batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang
tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar