11.06.22
Pukul 04.20 WIB di kamar kecil kami, aku terbangun lalu memeluk suami erat-erat. Biasanya dia terbangun tapi kali ini tidak, dia tidur sangat pulas sambil sedikit mendengkur. Aku bangun dari kasur mengambil air putih dari galon dengan pompa air yang berisik, suami tak kunjung juga bangun. Aku duduk sebelahnya, mengoleskan sedikit hot cream dipinggang dan membalas beberapa pesan duka cita yg sudah berapa hari aku diamkan saja. Aku menginstall aplikasi blogger dan memutuskan mebuka blog usang ini.
25.04.22
Aku mengekuarkan darah , mungkin haid pikirku. Kuputuskan memasak sahur untuk suami lalu aku memakai softex dan tidak melanjutkan puasa. Haidnya muncul lebih awal , pikirku.
26.04.22
Subuh pagi dibulan puasa aku merasa ada yg berbeda ditubuhku haid kemarin hanya keluar sampai siang, lalu tidak muncul lagi. Aku memutuskan memakai test pack, alat tersebut memang jauh hari kami beli karna kami menginginkan memiliki momongan.
Bodohnya, kami tidak tahu pakai test pack bagaimana hihi, lalu dengan kebodohan kami malah mengelopek bagian testpack. Kami hanya tertawa, tapi testpack menunjukan positif sangat terang. Kami pikir ada human error, kupinta suami membeli lagi supaya kami test ulang.
27.04.22
![]() |
Hasil Test Pack Kedua Asiah |
suami membawa test pack, aku melakukan cek disubuh hari sebelum sahur. Test pack menunjukan positif lagi, dengan garis dua terpampang jelas. Mangkuk penampungan air pipis ku terjatuh sampai pecah dikamar mandi, aku teriak kalau positif ke suami yang menunggu. Aku terlalu gemetar, suami membereskan pecahan mangkuk tadi. Kami berpelukan , memfoto hasil test pack.
05.05.22
![]() |
USG pertama kali (6 Minggu) |
Kami mencari cari klinik yang buka untuk USG. Klinik di tebet "halo bayi" namanya, aku datang setelah sebelumnya reservasi. Menunggu paling awal diantara yang lain, pasien pertama pagi itu. Dokternya seorang perempuan sekitar 40 tahunan, kami melakukan USG transvaginal. Wanita itu dengan sembarang memasukan benda aneh ke kemaluanku lalu muncul gambaran hitam bulat dalam rahimku.
"Ini kantung bayinya.."
"Ini bakal bayinya.."
Perempuan itu mendengarkan detak jantung dari alat tadi, suaranya memenuhi ruangan tersebut. Aku terdiam dan sedikit ingin menangis, ada kehidupan dalam rahimku. Suamiku juga terdiam dan sedikit muncul senyum padanya. Perempuan itu menjelaskan dengan singkat, bayinya sehat , detaknya masih lemah karna masih kecil, usianya 6 minggu.
Kami kehilangan barisan pertanyaan yang telah disusun saking terharunya. Terkait darah yang keluar satu hari itu, dokter hanya bilang itu mungkin darah implantasi.
Hari hari kulalui, pendarahan diawal sedikit mengganjal dihatiku. Aku bertanya ke beberapa orang yang kukenal pernah hamil, namun karna tidak ada lagi aku mulai mengacuhkannya. Aku juga memberitahu teman teman dikantor agar memaklumi untuk mengurangi sedikit pekerjaannku yang saat itu sedang padat padatnya. Aku baru saja medapat promosi menjadi section head, banyak project aku handle sendirian. Aku benar2 takut kelelahan.
Namun anehnya aku tidak mengalami mual, layaknya orang hamil. Perutku tidak keram lagi, hanya payudara diawal kehamilan terasa membesar dan sakit. Kerena tidak ada tanda kehamilan, kata orang aku hamil kebo, aku bersyukur saja mungkin bayi ini memahami ibunya dan aku melakukan aktifitas seperti biasa.
03.06.2022
Aku mengalami flek, padahal dua hari lagi jadwal kontrol kedua kami.
04.06.2022
Flek terus muncul, aku panik dan membangunkan suami yang baru tidur. Aku minta mencari klinik untuk usg. Feelingku sudah tidak enak. Sayangnya klinik pertama kami sudah full. Kami mencari di google , klinik yang buka atau rumah sakit yg menyediakan USG. Dapatlah klinik fakhira group, seperti biasa aku di test tensi berat badan dll. Lalu dipanggil oleh dokter lelaki dan asistennya melakukan usg. Dokternya bilang bayinya sehat dan tidak ada tanda apa pun, hanya perlu istirahat dan diberi penguat kandungan.
Aku ijin kerja 2 hari total 4 hari aku bed rest namun flek tak kunjung menghilang. Hari kelima aku memutuskan masuk kerja, seperti biasa aku hanya merasa sedikit pegal pada punggung.
09.06.2022
Pukul 02.30 aku terbangun dari tidurku yang sangat nyenyak, punggungku seperti ditendang sakit dan panas. Aku menuju kamar mandi dan kudapati flekku bewarna merah darah segar. Aku membangunkan suami, menangis ketakutan. Suami menyuruhku tenang dan tidur. Aku tak bisa lagi tidur, hatiku kalut dan ingin rasanya mengetahui nasib kandungan ini sesegera mungkin. Sambil mengingat 2 bulan ini aku memperlakukan kandunganku dengan asal, membuatku semakin menyesal.
Aku sudah mengabari mama dirumah, mama bilang dalam telponya : untuk mengihlaskan jika memang bayinya tidak bisa di selamatkan, dan tidak perlu meminta second opinion karna itu membahayakan janin entah ada kekurangan ataupun apa jika terus dipaksakan.
Sore kami dijadwalkan bertemu dokter kandungan, kami ditanya terkait flek dll lalu dokter lansung melakukan usg transvaginal. Suamiku dipanggil dan raut wajah dokternya sangat berhati - hati menyampaikan bahwa bayi kami tidak berkembang, dalam gambaran umurnya hanya 7 minggu dari seharusnya masuk 10 minggu.
aku menangis tak tertahankan, dokter dan asistennya hanya bisa menabahkan aku ala kadarnya, mungkin kasus ini terlampau sering mereka hadapi. Aku bertanya kepada dokter apakah karna aku wanita karir sehingga terlalu lelah , atau makanku selama ini tidak benar, namun dokter Ribkhi berkali - kali menegaskan ini bukan salahku atau suami hal ini kerap terjadi dikarenakan sperma atau ovum yang tidak bagus sehingga menyebabkan janin tidak berkembang. Perlu dilakukan proses kuratese dan bisa dijalankan besok pagi , aku ditawarin untuk pulang dan berdiskusi dengan keuarga atau lansung dirawat malam itu juga. Aku yang sudah mengumpulkan mental ku sejak pagi memustuskan lansung di rawat saja agar besok pagi segera dilakukan kuretase.
Sambil menangis dan pendarahan yang terus menerus keluar, aku duduk sendirian di lorong sementara suamiku pergi mengurus administrasi. Orang lalu lalang sembari beberapa menengok aku yang sesegukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar